Badanku sudah pegal-pegal. Bukan. Bukan karena terlalu banyak kerja. Sebaliknya, hari tadi begitu sepi pengunjung. Yah maklumlah tanggal muda dan mungkin hujanjadi salah satu halangan pelanggan gak pada datang.
Ba`da Ashar, seorang pasien perempuan datang minta dibekam. Aha, aku ingat padanya. sekitar sebulan yang lalu aku pernah membekam punggungnya.
Wanita muda nan cantik itu…entah …tapi aku merasa sangat begitu peduli padanya. Padahal dua kali membekamnya, tak seperti ke pasien yang lain, dengannya aku tak banyak bicara. Apakah aku sedang menjaga jarak dengannya, gara-gara dia tidak berjilbab? Mungkin. Hufth…betap eksklusifnya diriku jika alasannya hanya sekedar hal itu.
Namun…sungguh, aku merasakan kepedulian yang tidak biasa padanya. Ketika ku usapkan tanganku di punggunya untuk mengoles minyak zaitun, dalam hati aku selalu berdoa`a untuknya (walaupun aku tak janji bahwa do`a-ku itu akakn diijabah Alloh), setidaknya aku telah berusaha.
Aku perempuan. Dia perempuan. Sedikitnya aku bisa memahaminya, walaupun dalam diam. Aku yakin, inginnya dalam hati tak seperti keadaannya sekarang. Pasti dalam hatinya ada sepercik cahaya, namun mungkin masih kalah oleh fatamorgana dunia. Tapi aku yakin, cahaya yang hanya sepercik itu akan berkobar.
Teteh…
Semoga Alloh menganugerahkan hidayah dan taufiknya untukmu. Semoga suatu saat punggung ini, engkau yang membekam (tapi gratis yaa… :p)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar