Selasa, 11 Januari 2011

kontroversi

Ahad, 16 Agustus 2009 kemarin, Rani meng-update status "Pilih : a) Menikah dengan orang yang dicintai. b) Mencintai orang yang dinikahi, masih ingat kan?!! insya Allah, karena yang ditag adalah teman teman yang memberi komentar juga yang memberi tanda jempol :P

seperti biasa, status yang mungkin menjadi kontroversi, selalu Rani posting juga di bulbo (bulettin board) friendster. berikut komentar teman teman FS :

c E : Plih a&b..
G ad kata mnyerh dlm kmus hdp q.. Wkwk .
Kl ingn sswatu, jgn yg pasrah.. Hrz yg bgs, pling bgs, n trbgs serta, maruk skaligus..
Hohoho

Rizky : Yg a. t condtional tteh..^^
Yg b. t g wajib..
Tp fardlu 'ain.
Hhehe..
Betul?

Anastasia : Yang pertama hanyalah kemungkinan,sedang yang kedua adl kewajiban.spt yg salim a fillah tulis d buku saksikan bahwa aku seorang muslim.:-)
Pilih yg kdua..

faih : Jodoh memang sebuah misteri semisteri kehidupan dan kematian manusia,Mencintai seseorang saat belum ada hak atasnya, bagaikan menggenggam bara. Jika Allah berkenan menjadikannya pendamping seumur hidup, maka bara itu akan menjelma menjadi energi untuk meciptakan kebersamaan yang indah. Tetapi, jika Allah tidak berkenan mempersatukan, bara itu akan membakar, dan bias jadi menghanguskan diri sendiri.
Pilihan pertama, menikah dengan orang yang dicintai, mengalirkan energi dan semangat untuk meraih sesuatu yang menjadi dambaan hati. Dan tentu adalah hal yang sangat menyenangkan bisa berdampingan dengan orang yang dicintai, tidak ragu mengumumkannya kepada public, tidak malu mengekspresikannya, sebab cinta itu sudah dilegalkan.
Pilihan kedua kelihatannya lebih aman dari berbagai penyakit hati, yang bisa jadi mengotori niat suci menikah karena Allah. mencintai orang yang saya nikahi, berarti… pasrah, menerima nasib, dan menterjemahkannya menjadi bentuk syukur kepada-Nya. Sebab apa yang telah Alloh pilihkan untuk kita, tentu itulah yang terbaik. Maka, kenapa tidak memaknai rasa syukur itu dengan mengupayakan cinta, menumbuhkan dan merawatnya.
Bukankah jika saat ini saya mencintai seseorang (padahal belum ada hak saya atasnya), itu tidak tumbuh begitu saja.. Ada masa-masa, ada hal-hal, ada peristiwa yang membuat saya mencintainya. Lalu, kenapa hal-hal itu tidak bisa ditumbuhkan kepada orang yang sudah Alloh pilihkan untuk kita.
Tetapi, sekali lagi, betapa menyenangkan jika yang pertamalah yang menjadi pilihan, menikah
dengan orang yang saya cintai, sebagaimana Fathimah yang menikah dengan Ali, sebagaimana Khadijah yang menikah dengan Muhammad.
Tetapi, kalaupun akhirnya Allah memilihkan orang yang lain, maka pilihan kedua pun bukan hal yang tidak menyenangkan. Tidak ada yang tidak mungkin. Sebab cinta memang
harus diupayakan. Luruskan niat, sempurnakan ikhtiar insya Alloh dimudahkan....

apapun jawaban teman teman intinya satu, lurus lillahi ta`ala :) Wallahua`lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar