Selasa, 11 Januari 2011

Tentang 2 Riyal Qatar

Kemarin (Rabu, 20 Syawal 1431/29 September 2010) jaga klinik berdua sama kacab. Teman-temanku yang lain pada gak masuk. Teh Maria n Kang Agih sakit, Kang Sulis lagi happy-happynya punya baby (udah 5 hari gak masuk ckckck sindrome punya anak kali ya??)



"Terpaksalah" kami berdua menangani semua kerjaan di klinik. Mulai dari bersih-bersih, sterilisasi, terapi sampai jadi CS juga jadi gantian :D

Bulan Syawal ini, alhamdulillah pasien meningkat drastis, dari yang sebelumnya kira-kira lima orang perhari sekarang sekitar dua belas orang perhari. Kemarin pasien yang datang ada sepuluh, empat akhwat, enam ikhwan.



Akhwat terakhir diantar sama cucunya yang masih duduk di kelas 5 SD. Yang menarik tuh SD-nya d Qatar. So, ini kesempatan ngobrol pake bahasa Arab (sok bgt c daku :D ).



Namun sayang ternyata dia bilang, "Aku mah gak bisa Arabic, teteh. Bisanya English."

Yowes boten nopo-nopo, daku ajak ber-English ria aja...eehh dianya senyam-senyum, "Malu ah!!" capek deeeeeeeh.

Pada akhirnya kami pun menggunakan bahasa persatuan, bahasa jang satoe, bahasa Indonesia :D



ohya...namanya Shafa. Dia menetap di Qatar ikut bapaknya yang kerja di sana. Gadis cilik itu cerdas kalo aku bilang c, segalaaaaaaa ditanyain, Teh, ini buat apa?, gimana nih caranya?, sakit gak, teh?, dll pokoknya.



Tapi aku senang melayani kepenasaranannya itu. Heran juga sama anak kesil sekarang kok pada cerdas-cerdas ya...hmmm...tapppppiiii sebelnya anak kecil sekarang tuh suka blagu juga :( gak sopan sama yang tua (tapi bukan pure salah mereka kali ya, peran orang dewasa juga sangat berpengaruh).



Tapi alhamdulillah Shafa ini gak blagu :)

"Teteh, boleh gak aku dikayak nenek-in?" Maksudnya dia pengen dibekam juga. "Tapinya kan gak sakit beneran ya, teh?!!!" sambungnya.

"Sip, ntar kalo Shafa ngerasa sakit bilang aja. Teteh hentikan penusukan, ok?"

"Ok."

"Tapi untuk percobaab aja, Shafa teteh bekam di punduk aja ya, ni titik inti dari semua titik. nyambung ke syaraf mata juga otak, ntar penglihatan Shafa insyaAllah sembuh (dia udah divonis silindris 2.5) trus jadi pinter juga coz otaknya jadi fresh."

"Iya," katanya sambil kayak gak sabar gitu.



Kumulai-lah pembekaman di daerah punduk Shafa (titik ini dinamakan al-kahil).

Kubiarkan agak lama ketika bekam keringnya, biar Shafa gak ngarasa terlalu sakit pas penusukan.



"Sakit gak?" tanyaku ketika kutusuk-tusuk titik al-kahil Shafa.

"Gak, teh. malah geli."



Darah kotor yang keluarpun lumayan banyak, untuk usia dini jarang-jarang darahnya bisa kayak orang dewasa.



Selesai pembekaman...

"Bayar kamu ke tetehnya," kata sang nenek.

"Berapa, teh biasanya?" tanya Shafa.

"Hmmm...buat Shafa 30 Riyal aja deh hehehehe," sambil becanda kok ni :D

"Ok deh," katanya sambil buka dompet. Euleuh ini anak serius.

"Eh Shafa, teteh kan cuma becanda."

"Yah teteh mah...aku kan harus bayar."

Halah daku tersenyum getir.

"Ya udah atuh bayarnya ntar Shafa kirim tiket PP Indonesia-Qatar buat teteh y?!" :D dikasih hati minta jantung.

"Atuh kapaaaaaaan itu mah teh, aku harus nabung dulu lama. tiketnya kan 10 jt-an."

Ketawa-ketiwi...

"Ya udah gpp, itu tadi gratis kok, asal Shafa janji di Qatar rutin dibekam ya, biar slindrisnya berkurang bahkan insyaAllah sembuh."

"Gak ah, waktu ayah dibekam di Qatar kan pake pisau, teh. disayat gitu aku ngeri."

"Gpp kok, rasanya sama aja geli, teteh pernah juga kok pake pisau bedah/bisturi. tapi udahnya itu...kalo udah kena air periiiiiiiiiiiiiihnya minta ampun." Eh ujung-ujungnya malah nakut-nakutin :D



Aku keluar kamar sebentar buat naruh kop-kop di tempat sterilisasi. Pas balik Shafa kayak yang udah konsul gitu sama sang nenek.

"Teh, ini aku kasih 2 Riyal aja deh buat kenang-kenangan."

"Gpp, neng, terima aja," tambah neneknya.

Yowes kuterima juga tuh uang asing :D

"Makasih ya Shafa."

"Sama-sama, makasih teteh udah ngebekam Shafa. ohya teteh, 2 Riyal tuh kalo di rupiahkan jadi Rp. 5.700,- ya."

Aku manggut-manggut sambil tersenyum (ceilleeeee :D)



Ketika beres-beres mau pulang, kuceritakan kejadian tentang Shafa sama kacab. Beliau ketawa-ketawa, "Ya udah gpp, teh."

Aku kan ngerasa gak enak ya coz udah pake fasilitas klinik. Ya udah t bagi dua aja sama kacab. wahid riyal liy wa wahid riyal lahu (bener gak nih bahasanya? :D )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar