Selasa, 11 Januari 2011

ilmu baru tentang kebahasa(Arab)-an

tanda mabni fiil mudhari buat dhamir hunna

itu mabniyyun 'ala sukun

artinya pada umumnya

perempuan tu mabni (tetap tinggal) di rumah



pakaian wanita dalam bahasa arab

semisal jilbab

itu termasuk kelompok kata mudzkar

sebaliknya pakaian pria, seperti baju besi

untuk perang

itu termsuk kelompok kata mu'anats

tu artinya

permpuan dan laki2 itu, sebagai suami istri harus saling menutupi aurat masing-masing

*lengkapnya di note FB Fik Taufik : http://www.facebook.com/profile.php?id=1529414050#!/note.php?note_id=475502598931

Ketika Bahasa Berbicara makna Hidup

Cerita pengantar::

Hmm… Apa yang tadi ku tulis saat aku dan teman-teman duduk melingkar di sekeliling syaikh Fathi? Pikirku. Aku ingat ada sesuatu yang menarik.



“Mana buku catatanku?”



“Nun Niswah, penanda mua’ants jama’. Mabni ‘ala sukun. Nun Niswah, penanda untuk perempuan, mabni ato yabqa ato tetap dalam keadaan sukun. Wa hunna yaskunna fi sakan. ”



“Lazimnya secara fitrah perempuan itu tinggal di rumah (sakan), dan tidak berikhtilath di luar rumah kecuali untuk kebutuhan yang tidak mungkin diwakilkan. Itulah arti hidup yang bisa kita ambil dari gramatika bahasa Arab.”

“Dari mana syaikh Fathi mengetahui ini?”



“Kenapa kau tidak tanyakan itu tadi… mmh Sudahlah nanti saja.” Pikirku



Ku keluarkan laptopku dari lemari. Ku singkirkan buku2 yang bertumpuk tidak tertib di atas meja. Ku luaskan tempat kosong di atas meja, lalu ku letakan laptopku di sana.



“Saatnya berselancar di dunia maya. Update status dan iseng-iseng ngasih komen di status org.”

Ketika ku temukan tempat yang cocok untuk menyelipkan komentar. Tnpa berpikir panjang, ku langsung tekan keyboard mengikuti apa yang ada dipikiranku. Sampai pada komentarku “hatta ilmu bahasa arab berbicara tentang kehidupan.” Ku ingat perkataan syekh saat belajar kemrin.



Beberapa saat berlalu, tiba2 muncul komen, tp bkn dari org yg sebelmnya beradu komentar “kasih contohnya dong?”. Ternyata Ria Elly, salah seorang sahabt ku ketika duduk di bangku kuliah, Sastra Arab Unpad. “Rupanya dia pun tertarik dengan masalah ini.” Pikirku.



“ ^_^ sbnrnya ana pun baru tahu sedikit ttg masalah ni, hanya sekdr apa yang ana tangkap dari penjelasn syaikh tadi siang.” Lalu ku sampaikan itu, semua yang kuingat.



-------------------------------------- ^_^------------------------------------------



Di lain kesempatan, di lain waktu dan tempat. Ku dapatkan lagi filsafat hidp yg bisa diambil dari gramatika bahsa Arab. Tentang kelas/kelompok kata.



“kata dir’un درع ato baju besi yang biasa dipakai kaum adam saat berperang, termasuk kels kata mu’anats ato feminin. Sedangkan dir’un yang semakna dengan qamish قميص ato pakaian perempuan seperti jalabiyyah tapi tdk berkerah memilki kelas kata mudzakar.” Bagaimana ini, pakain perempuan kels katanya mudzakar (maskulin) sedangkan pakaian laki2 kelas katanya mu’anats (feminin).



“Itu artinya, seorang perempuan, harus mampu menutupi aurat suaminya, demikian jg sebaliknya, seorang laki2 harus mampu menutupi aurat istrinya. Tdk membocorkan aib2nya. Mereka harus saling melengkapi. Sebagai pasangan suami dan istri.“ hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna.



Setelah itu, aku semakin penasaran dengan ma’lumat ttg ini.

Ku sampaikan kembali apa yg kudptkan ini kepada temanku yg sdh menyatakan ketertarikannya ttg ma’lumat ini sblmnya. Ku pikir dia semakin tertarik. Sama seperti ku.



Beberapa minggu berlalu, di saat kepenasaran ku sedikit terobati; ketika ku dapatkan judul buku yang memuat sejumlah filsafat hidup yg terkandung dalam ilmu bahasa, ku sampaikan juga ma’lumat ini ke sahabat ku yg lain ketika duduk dibangku kuliah, saudari Rani Zulfiani, ato kadang ku sapa Ceu Rani. Ternyata beliau pun tertaik.

Senada dengan yg disampaikan Ria Elly, Rani pun berkata “bagi2 dong ilmunya. Upload di FB. Biar bermanfaar bgi yg lain jg. ” begitu kira2 intinya.



Nahwul Qulub, itu judul bukunya. Ditulis oleh Imam al-Qusyairi. Kitab semacam ini kabrnya jg ditulis imam asy-Syuyuti. Tp sayang kitab itu belm bisa ku temukan.



Sementara, ku cukupkan dngn yg ada di hadapanku sekarang. Nahwul qulub, lil imam al-Qusyairi.

Satu persatu ku buka dan ku baca apa yang tertulis di setiap halamannya... tpi ada keganjilan yg kudapatkan dari buku itu ketika penulisnya menjelaskn setiap makna hidup yg terkandung dalam ilmu bahsa

“qala ahlu ‘ibarah : .................

Wa qala ahlu `isyarah : .................... “

Dan benar ternyata beliau adalah seorang sufi. Paham yg menitikberatkan filsafat kebatinan dalam beragama. Ini kuketahui setelh membaca muqaddimah pentahqiq kitab ini, yg sebelmnya tidk ku baca.

Akhirnya akupun tau ternyata dia lah yang menyusun qasidah burdah.



Aku pikir, kita tidk perlu terlalu pedulikan itu. ini ttg bahsa dan filsafat kehidupan. Tidak beda statusnya dengn buku2 pembangun kepribadian seperti the seven habit-nya seen covey dan stephen covey, atau kumpulan pribahasa, kata2 mutiara, dan sejensnya. Hanya saja, ini menambah kebanggaan kita pda bahsa Arab.





Selembar demi selembr. Ku pilih filsafat2 hidup yg dia tulis dibukunya… kekecewaan muncul kembali setelh sekian halamn terlewati, namun tidak dapat ku temukan hal yg menarik, semenarik contoh yg kudaptkan sblmnya dri dua orang syaikh. penilaianku terhadap buku tersebut berubah. Yang ditulisnya terlalu sufistik.



“Hars benar2 selektif dalam memilih apa yg dia tulis.” Atau kutunggu sampai ku temukan nahwul qulub karangan Imam asy-syuyuti yg sudh jelas2 ahlu sunnah atu jg mungkin ada kitab lain selain nahwul qulub...



“sudah bertahun lama kita tidak lagi bersua.

Hanya tinggal kenangan yg tak mungkin kita lupa.

Kirimkan kabar selalu seiringan hembusan bayu.

sekedar pengobat rasa rndu di kalbu.

Pantas masa berlalu meninggalkan kita semua.

tanpa disadari bertmbhlah usia kita.

Potret lama mash kusimpan.

ku bingkai kan kenangan hingga terkdangku tersenyum sendirian...

Oh perjlan kita mash jauh.

Jalanan berliku akan kita tempuh….. “

Lirih lagu Fareast, bingkisan rindu, mengayu bgitu merdu mengantar setiap lembar halaman yg ku buka…



Lalu Terlambat mengerti-nya dygta,



Lalu Aiman, Pergi saat Indah.



Ku tutup buku dan berbaring… Sudh cukup untuk hari ini. Sudah lewat tengah malam. saatnya beristirahat.



“take care, I cant stay beside you every time. Pray to Allah that He help you for finally all of your problem. I’ll miss you... I wanna go sleep… hehe”. Pesan terkirim.



Ku tidk berpikir benar ato salah kalimt inggris ku….



“thanks, oyasuminasai faqath ^^ “ sms balsan masuk di inbox.



Di sini intinya::



Dari buku itu hanya ana pilih beberapa makna hdup yg bisa diambil dari ilmu bahsa. Dan sebagian besarnya ana ubah degn tuturan yg lebh dapat dipahami, ato disertakan penjelasn.



* Tentang ma’rifah dan nakirah.

“demikian juga seorg hamba itu ada yang dikenal, dan mendapat bagian yg layak di kaumnya, dan ada juga yg tidk mendapat bagian di kaumnya, kecuali makan dan tidur saja.”



Sesungguhnya Allah itu mnyuruh beramal yg ma’ruf dan meningglkan perbuatn munkar. Degn begitu kita akan mendapat bagian di masyarakat. Sdgkn prilaku munkar akan menjauhkan kita dri masyarakat. Dan sesungguhnya seburuk2 org adalah org yang dihindari oleh maysrarkat karena takut akan kejahtannya.







To be continue... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar